MAK ONAH DAN
PENCURI KALUNGNYA
Pencuri :
Hahaha akhirnya aku jadi orang kaya juga
Pembeli :
kenapa bilang begitu ?
Pencuri :
apa kamu tidak lihat aku membawa sekantung perhiasan
Pembeli :
perhiasan ? darimana kamu dapatkan perhiasan itu ?
Pencuri :
dari kerja kerasku selama ini
Pembeli :
selama ini aku hanya melihat kamu mondar-mandir dan sangat malas
Pencuri :
hey apa katamu, saya pemalas. Ini buktinya, bukti bahwa aku orang yang
suka bekerja keras
Pembeli : kalau
memang itu hasil kerja kerasmu, mana buktinya
Pencuri : ini
keringat dan nafasku
Pembeli :
jangan-jangan kamu mencurinya
Pencuri :
mencuri katamu, tentu tidak. Memangnya kau mau membelinya?
Pembeli :
kalau kamu mau
Pencuri :
dengan harga berapa ?
Pembeli : dua
ratus ribu ?
Pencuri :
Apa ? dua ratus ribu ? nggak salah tu...
Pembeli :
Coba kau buka, aku mau lihat agar aku bisa taksir berapa harganya.
Pencuri :
ini... (sambil menunjukkan sebuah kalung)
Pembeli : aku
beli 300.000 saja
Pencuri :
jangan main-main ya, kalung bagus ditawar 300.000. kalau kamu berani
500.000 aku
jual
Pembeli :
Kurang sedikit bagaimana
Pencuri :
Ya, sedikit. 490.000 bagaimana
Pembeli : ah
itu terlalu mengada-ada
Pencuri :
kalau kamu tidak mau akan aku jual pada orang lain
Pembeli : ya,
aku cuma mau beli dengan harga 350.000
Pencuri :
kalau bukan kamu yang beli aku sebenarnya tidak mau kasi, mana uangnya..
Akan aku berikan kalung ini Tapi
ingat ada syaratnya, kalau ada yang bertanya jawab saja sekenanya, dengan kata
tidak dan tidak pernah. Bagaimana, kamu mau ?.
Pembeli : Ya
aku mau.
Pembeli menyerahkan uangnya. Setelah jual beli selesai
pencuri itu berlalu dan meninggalkan pembeli itu.
Tiba-tiba ada yang datang.
Pembeli : Hei
ada apa mak onah ?
Mak Onah : Aku
sedang mengejar seseorang.
Pembeli :
Dimana ?
Mak Onah : Ya
disini
Pembeli :
Disini ? Tidak ada orang lain selain aku. Hanya ada aku disini
Mak Onah : Kamu
tidak melihat orang lewat dari sini.
Pembeli :
Tidak pernah. Aku tidak melihat siapapun
Mak Onah : Sejak
kapan kamu duduk disini ?
Pembeli :
Sejak satu jam yang lalu
Mak Onah : dan
kamu tidak pernah beranjak dari tempat ini ?
Pembeli :
Sama sekali tidak pernah.
Mak Onah : Lalu siapa
lagi yang mencuri perhiasanku ?
Pembeli :
Mana aku tahu, memangnya kapan perhiasanmu hilang ?
Mak Onah : Lima
menit yang lalu.
Tiba-tiba ada yang datang
Pencuri :
Nah ini orangnya Mak Onah
Mak Onah : Hey
siapa kamu
Pencuri :
Aku adalah orang yang melihatnya mencuri perhiasan Mak Onah
Pembeli : Apa
katamu ? aku yang mencurinya ? aku sama sekali tidak pernah beranjak
dari tempat ini.
Pencuri :
Tidak salah lagi, dialah yang mencuri perhiasan Mak Onah. Aku bisa
memberikan bukti.
Pembeli :
jangan munafik ya, justru aku membelinya darimu.
Pencuri :
(sambil berbisik) ingat perjanjian kita.
Apa aku pernah menjual darimu ?
Pembeli :
Tidak pernah.
Pencuri : Nah.
Mak Onah dengar ?
Mak Onah mengangguk.
Pembeli :
Tapi bukan aku yang mencurinya
Pencuri :
Lalu siapa lagi
Pembeli :
kamu yang mencurinya, aku hanya membeli darimu
Pencuri :
(sambil berbisik lagi) ingat perjanjian kita...
Pembeli :
tidak, aku tidak ingat
Pencuri :
mak Onah dengar ? dia tidak ingat apa-apa
Pembeli : ya
aku tidak ingat kalau aku pernah membelinya
Pencuri :
berarti kamu juga tidak ingat kalau kamu yang mencurinya ?
Pembeli :
tidak, aku tidak pernah mencurinya
Pencuri :
ini buktinya bahwa kamu yang mencurinya. (sambil merebut dari tangan
pembeli itu)
Pembeli : dan
ini bukti bahwa aku membelinya darimu. (sambil merebut uang di tangan
pencuri itu)
Mak Onah :
Sudah...sudah... aku tidak bisa memutuskan siapa yang mencurinya. Tapi aku
ikhlaskan siapapun yang
mencurinya tidak akan aku apa-apakan. akan aku beli perhiasanku lagi padanya
dengan harga yang mahal seratus juta.
Pencuri dan pembeli :
Seratus juta ???
Mak Onah : Ya
seratus juta
Pencuri :
Ini aku berikan perhiasan ini.
Mak Onah : kamu
mau menjualnya kembali padaku.
Pencuri :
ya, dengan sepenuh hati...
Mak Onah : kalau
begitu... kamu lah pencurinya... (mak Onah berteriak) pencuri... ini
pencurinya...
(pencuri itu lari tunggang langgang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar